
meraka biasanya tidak di ajarkan fokus untuk menjawab pertanyaan jika ditanya tentang ketuhanan Yesus
akan tetapi di ajarin untuk membangun opini
membangun opini yang di arahkan ke ke Tuhanan Yesus
sehingga seoalah olah Yesus tuhan, tapi jadi tuhan yang ruwet
nah untuk mengurai keruwetan ketuhanan Yesus tersebut maka umat kristen melakukan penekanan melalui kata sakti yaitu berupa kata "iman"
berikut ini contohnya:
ketika di tanya tuhan orang kristen ada berapa?
jawabnya pasti satu
satu itu siapa?
maka akan di jawab dengan bertele tele sehingga tidak sesuai yang di tanyakan
contoh lain:
tuhan kristen adalah tritunggal
1 + 1 + 1 =
pasti tidak akan di jawab 3
tapi akan di dijawab 1 dengan jawaban beropini untuk membenarkan bahwa jawaban 1 itu maunya di benarkan
jadi bukan menjawab apa yang di tanyakan yaitu satu tambah satu tambah satu ada berapa?
misalnya tiga
tapi mereka menjelaskan yang tidak di tanyakan yaitu opini dari jawaban yang salah
intinya seperti orang tidak waras,
di tanya apa itu X,
maka jawabanya apa itu Y
jadi tidak singkron
mirip sekali dengan ajaran paulus
ketika ditanya mengapa ajaranya orang yahudi diajarkan kepada orang diluar yahudi?
maka paulus pun menjawab opini yang tidak tidak karu karuan ...
bahkan menyebut pula kalo ia mengikuti abraham sebelum disunat ?????
Roma
4:12 dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada saat ia belum disunat.
tidak waras ...
tapi anehnya umat asal iman begitu mempercayainya
umat tidak waras karena berasal dari rasul rasulan tidak waras
let be smart ....